Pramuka--Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
Sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
PRAMUKA DUNIA
BADEN POWELL
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Nama sesungguhnya Robert Stephenson Smyth, Ayahnya seorang Profesor Geometry di
Universitas Oxford, bernama Baden Powell.
Pengalaman-pengalaman Baden Powell sejak kecil sangat
berpengaruh dengan adanya kegiatan kepramukaan yang ada sekarang ini.
Pengalaman tersebut ditulisnya menjadi sebuah buku berjudul “Aids To
Scouting”, yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris
agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Tn. William Smyth sebagai
seorang pemimpin Boys Brigade minta agar BP melatih anggotanya sesuai dengan
cerita pengalaman beliau.
SEJARAH SINGKAT KEPRAMUKAAN SEDUNIA
Pada awal tahun 1908 BP menulis cerita pengalamannya sebagai
bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya dalam buku “Scouting for
Boys”. Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris, bahkan ke
negara-negara lainnya, dan berdirilah di mana-mana organisasi kepramukaaan
(yang semula hanya untuk anak laki-laki berusia penggalang) yang disebut Boy
Scout. Kemudian disusul berdirinya organisasi kepramukaan putri yang diberi
nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, dan
diteruskan oleh Ny. Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri
kelompok Pramuka usia Siaga, yang disebut CUB (anak serigala)
Tahun 1918 BP
membentuk ROVER SCOUT (pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang
sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih senang giat di bidang kepramukaan.
Tahun 1920 diselenggarakan
Jambore sedunia, di Arena Olympiade, London. BP mengundang Pramuka dari 27
negara, dan pada saat itu BP diangkat sebagai bapak Pandu sedunia (Chief Scout
of The World).
Tahun 1922 BP
menerbitkan buku ROVERING TO SUCCESS (mengembara menuju bahagia) yang
berisi petunjuk bagi para Pramuka Penegak dalam menghadapi hidupnya, agar
mencapai kebahagiaan. Buku itu menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya sendiri menuju ke pantai bahagia.
Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang, dan sangat menarik
sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain. Di antaranya di Nederland
(Padvinder, Padvinderij), yang kemudian oleh orang Belanda di bawa dan
dilaksanakan juga di negara jajahannya, termasuk Indonesia dengan mendirikan
organisasi yang bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging =
Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda.
AWAL KEPRAMUKAAN DI INDONESIA
a. Masa Hindia Belanda
- Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya
cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912,
yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta
kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders
Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
- Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia
adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa
S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
- Gerakan kepramukaan di Indonesia tumbuh beriringan dengan
pergerakan nasional. Seperti Syarikat
Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian
diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal
dengan SIAP,
- Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu
itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu
Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ
dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
- PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
- Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan
Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama.
kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Kepanduan
Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Hizbul
Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas
Katholik Indonesia (KAKI).
- Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan
Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian
Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu
pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan
"Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan
dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
c. Masa Republik Indonesia
1) Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan
bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu
panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk
seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan
Indonesia.
2) Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada
tanggal 27-29 Desember 1945 di
Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu
Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh
serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI
mengakui sebagai satu-satunya organisasi
kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
3) Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat
Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus
1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta,
senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai
Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan
bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,.
Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
4) Masa perjuangan bersenjata untuk
mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota
pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan
bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu
inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal
20-22 Januari 1950.
5) Kongres ini antara lain memutuskan untuk
menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk
menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu
kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi
kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab.
tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat
Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan
nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
6) Sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No.
2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi kepramukaan mengadakan
konfersensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951
diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.
7) Pada
1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
8) Ipindo merupakan federasi bagi organisasi
kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi
yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama
menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia.
9) Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan
RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan,
Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
10) Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan
kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya
untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini
diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
11) Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di
Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk
puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu
terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya
ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
b. Kelahiran Gerakan Pramuka
Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian
peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1)
Pidato Presiden/Mandataris MPRS
dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang
terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
2)
Diterbitkannya Keputusan Presiden
Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang
menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang
ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia,
serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman,
petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan
tugasnya.
3)
Tanggal 20 Mei adalah; Hari
Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
4)
Pernyataan para wakil organisasi
kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi
Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli
1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
5)
Gerakan Pramuka secara resmi
diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961
bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia.
Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar dan Pelantikan
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara serta penganugerahan Panji-Panji
Gerakan Pramuka yang diterima oleh Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX, diikuti pawai dan defile pramuka. Yang selanjutnya pada tanggal 14
Agustus ditetapkan sebagai HARI PRAMUKA.
0 komentar :
Posting Komentar