Bahasa Indonesia--Puisi Kontemporer
Karya sastra kontemporer berkembang dalam bentuk
prosa, drama, dan puisi. Karya
sastra kontemporer adalah karya sastra yang inkonvensional atau menyimpang dari
pola karya sastra pada umumnya. Puisi kontemporer berarti puisi yang
dibuat dan diterbitkan pada awal tahun tujuh puluhan hingga sekarang. Bentuk
puisi kontemporer menyimpang dari puisi-puisi pada umumnya dan tentunya cara
memahani maknanya pun berbeda.
Puisi kontemporer mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·
Tipografi unik,
·
Penulisan kata, baris, dan bait menyimpang dari
penulisan puisi pada umumnya,
·
Terjadi kemaetan bunyi, bahkan hampir tidak dapat
dibaca karena kadang-kadang hanya berupa beberapa tanda baca yang disejajarkan,
·
Menggunakan idiom-idiom yang inkonvesional,
·
Memerhatikan kemerduan bunyi,
·
Banayak pengulangan kata, frasa, atau kelompok kata,
·
pada umumnya bertemakan kritikan
·
maknanya sangat sulit ditangkap
·
Kadang-kadang mencampuradukkan kata atau kalimat
bahasa indonesia dengan kata atau kalimat bahasa asing atau bahasa daerah.
Puisi Konteporer Dibagi 3 Bagian Yaitu :
1.
Puisi mantra adalah
puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri adalah orang
yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi kontemporer.
Ciri-ciri mantra adalah:
·
Mantra bukanlah sesuatu
yang dihadirkan untuk dipahami melainkan sesuatu yang disajikan untuk
menimbulkan akibat tertentu
·
Mantra berfungsi
sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
·
Mantra mengutamakan
efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletak pada perintah.
Contoh:
Contoh:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang
pong
pong pong bilang
ping
mau pong? bilang
ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang
pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya
ping
ya tak ping ya tak
pong
sembilu jarak
Mu merancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri dalam O Amuk
Kapak, 1981)
2.
Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang
tidak mengikuti aturan. Aturan puisi yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan
yang umum berlaku dalam puisi. Puisi ini muncul pertama kali dalam majalah
Aktuil yang menyediakan lembar khusus untuk menampung sajak, dan oleh
pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar tersebut diberi nama "Puisi
Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi.
Dasar puisi mbeling adalah main-main.
Ciri-ciri puisi mbeling adalah:
·
Mengutamakan unsur kelakar;
·
Pengarang memanfaatkan semua unsur puisi
berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek
kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
Contoh:
Contoh:
Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa
menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidur ia
bermimpi
Ada sikat gigi
menggosok-gosok mulutnya supaya terbuka
Ketika ia bangun
pagi hari
Sikat giginya
tinggal sepotong
Sepotong yang hilang
itu agaknya
Tersesat di dalam
mimpinya dan tak bisa kembali
Dan ia berpendapat
bahwa,
kejadian itu terlalu
berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak
Sikat Gigi, 1974)
3.
Puisi konkret adalah puisi yang disusun
dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar
tertentu. Puisi seperti ini tidak sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.
Di dalam puisi konkret pada umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan
dengan benda dan/atau gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Contoh:
Contoh:
a.
Doktorandus Tikus I
Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus
berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F.Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)
b.
Tema dan makna dari puisi anda yang bentuk tipografi bintang itu apa ya? Yang AKU, KAMU, KITA.
BalasHapusMohon dijawab, sebelumnya terimakasih.
Ini puisi minim kata atau tipografi
BalasHapus